Home » » Perangi Dirimu Sendiri (Review Novel Perang - Putu Wijaya)

Perangi Dirimu Sendiri (Review Novel Perang - Putu Wijaya)

Written By sanggarsejarah on Selasa, 02 Juli 2013 | 05.23



 Perangi Dirimu Sendiri
oleh: Menara Hitam


Novel Perang karya Putu Wijaya merupakan karya sastra yang mengisahkan perang Baratayuda. Hal yang menarik dari novel yang diterbitkan tahun 1990 ini adalah bentuk penyajian cerita yang lucu, sehingga bahasa yang di gunakanya tidak baku dan membosankan. Adapun amanat yang terkandung merupakan penjabaran kompleks tentang permasalahan hidup pribadi manusia, kritik sosial kenegaraan dan kritik terhadap peperangan yang selalu terjadi antar manusia.

Amanat yang paling menarik dari “Perang” adalah permasalah hidup pribadi manusia yang disajikan dalam bentuk perdebatan antara para tokoh Punakawan (Semar, Gareng, Petruk dan Bagong). Perdebatan pada novel setebal kurang lebih 384 itu mempersoalkan tentang pertanyaan tentang “Siapa sebenarnya musuh kita?” yang secara bijak dapat dipecahkan dengan sangat sederhana. Musuh kita yang paling mendasar adalah diri kita sendiri. Hal tersebut nampak pada kutipan berikut ini.

Musuh kita adalah watak yang ingin memusuhi orang lain. Kalau seiap orang bisa mengikis watak itu, dunia akan menjadi damai. Tak perlu lagi ada perang Baratayuda, tak perlu lagi ada perang yang lain-lain, sebab apa toh sebenarnya tujuan dari hidup? Tujuan kita adalah hidup bersama secara damai dan berbahagia, bukan untuk menang dan orang lain kalah. Buat apa berperang lalu kalah bersama-sama, itu bukan tujuan hidup. Tujan hidup adalah menang bersama-sama tanpa ada yang kalah. Caranya adalah memerangi musuh di dalam diri kitasendiri. Itu dia. Camkan. Mulai dari sekarang kamu harus memerangi dirimu sendiri. Kobarkan perang Baratayuda itu, kobarkan perang saudara itu di dalam hatimu sendiri. Berkelahilah sehebat-hebatnya di dalam dirimu untuk menghasilkan kemenangan nilai-nilai. Itu akan membuat kamu jadi manusa sejati. Perang itu tak usah digelarkan, jadilah miliki batinmu saja. Ya kan, mengerti tidak?” Putu Wijaya dalam “Perang” (1990:35).

Share this article :

Follow this Blog



 
Support : Daniar Murdi(kotoran om dan)
Copyright © 2013. Menara Hitam - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modified by Menara Hitam
Proudly powered by Blogger